Ada video yang begitu menyentuh. Seorang
peserta kontes music cilik menyanyikan lagu Sakha, IBU. Betapa ia mampu membuat
para dewan juri menangis, lalu penontonnya pun ikut menangis ; SAYA salah
satunya.
Tentang Ibu….
Suatu kali saya ditanya sibungsu,
“Mba cita-citanya mau jadi apa?”
Lalu saya jawab sebelum beberapa
menit sebelumnya berpikir, “Mba mau jadi ibu rumah tangga yang baik”, sambil
nyengir.
Ya Allah, saat itu saya tahu
separuh hati Ibu hancur, sebab tak ada orang tua yang inginkan anaknya empat
tahun kuliah lalu ujung-ujungnya ‘hanya’ menjadi IRT. Tapi hati yang separuh
lagi, saya yakin beliau haru, hanya tak ingin menampakkannya, tak ingin
memperlihatkannya.
Satu hal dilematis yang perlu
kita pahami dari sisi orang tua kita , adalah betapa mereka hanya ingin anaknya
hidup mapan, berkecukupan, dan tak kurang satu apapun dimasa yang akan datang.
Iya, kan? Selebihnya, apakah itu melalui pekerjaan yang mereka inginkan yang terbaikuntuk
kita, atau pasangan yang memang benar-benar mapan untuk menghidupi anaknya,
putrinya. Wallahu’alam.
Hanya kita, terkadang sukar
memahami. Termasuk saya, bahkan tika perbedaan pandangan dan pemahaman tentang
pekerjaan, masa depan, dan pasangan butuh ikhtiar yang masih terus diupayakan.
Jangan sedih. Jangan kesal, kalau-kalau
orang tua nuntut kita harus sukses segala rupa dalam ukuran apapun yang mereka
pahami, utamanya DUNIA. Sebab standar bahagia kekinian adalah harta yang
melimpah, rupa yang menawan, atau pasangan yang mapan. Maka kau harus paham
dulu, teman..bahwa sukses dan segala bentuk bahagia dunia itu hanya fana, yang
perlu sama-sama kita kejar adalah keberkahan dan keridhaan Allah. Yang harus
sama-sama kita pahami juga, teman adalah bahwa rezki yang halal lagi toyyib
adalah perintah yang dilantunkan dalam al-qur’an, juga miliki pengaruh yang
besar terhadap aliran darah nadi anak cucu kita.
Berkah cara menjemput rizkinya,
berkah cara menjemput jodohnya, berkah dalam mendidik anak keturunannya, dan
berkah berkah lainnya yang kita harapkan, Allah sajalah yang mencukupkan rizki,
Allah saja yang menyempurnakan segala yang kurang, dan Allah saja yang menjadi
alasan.
Maka, salah satu upaya kita,
seorang anak-yang masih dan akan terus menjadi seorang anak, dalam rangka
membalasi jasa Ayah Ibu kita meski tak akan pernah sanggup membalas segala jasa
mereka adalah ; belajar dan berupaya mempersiapkan diri menjadi orang tua terbaik,
dan mendidik anak keturunan dengan cara terbaik yang Allah suka, yang Allah
ridhai. Agar ‘amal jariyah ini kelak mampir ke mereka-orang tua kita ,
Insyaallah:”)
Salam cinta, dari para orang tua
kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar