Yaa Allah, anta Yaa Rahman Ya Rahim
“Tuhan ajari aku
tentang arti rela atas segala yang terjadi dalam hidupku. Anugrahkan ampunan
atas salahku setelah lama hilang, izinkan ku kembali” --- Kieru To Modoru
Tuhan, aku kembali setiap saat padaMu. Setiap saat.
Memang apa yang dikatakan oleh Ustadz Albert ada benarnya,
saat beliau mengatakan bahwa alam pikiran itu tak kenal masa, tak kenal jarak. Saat
peristiwa lampau bisa saja tiba tiba muncul dalam benak kita secepat kilat,
bahkan mungkin dalam kedipan mata. Lalu kita kaitkan dengan Dzat Yang Maha
membola-balikkan hati, bukankah ia berhubungan? Hati itu tak bisa digenggam. Tak
bisa ditakar ukurannya, ia berubah sesuai dengan kehendak Empunya ; Allah.
Atas segala yang terjadi semalam yang lalu, bisa saja
merubah segala keputusan besar hari ini. Catatannya ada dalam memori akal dan
hati. Ia tak Konsisten, teman.
Maka kini, ketika keputusan sudah ditetapkan, palu sudah
dipukul, bahkan ekspresi respon an respect sudah berubah, semua berbeda. Hanya menyisakan
ruang hati seorang gadis kecil yang murung untuk bisa ditemukan.
Tapi ia tetap tenang.
Hatinya tetap damai.
Genggaman tangannya masih erat seperti sebelum-sebelumnya,
meski untuk yang kesekian kali hatinya kecewa, sedih, dan menangis. Ia bahagia.
Tetap tersenyum dengan setulus-tulusnya senyuman. Karena ia paham betul hakikat
DO’A, IKHTIAR, dan TAWAKKAL. Betapa ketiga-tiganya harus sempurna. Kini, saat
ikhtiar ia rasa sudah maksimal, do’a do’a juga sudah menitip dan dititipkan,
hanya tersisa tawakkal yang sedang ia upayakan. Betapa tawakkal baginya adalah
perpaduan antara pasrah setelah berikhtiar dan berdo’a, ikhlas, dan ridha
menerima segala ketentuan dan takdir. Ia hanya berharap-harap, agar ikhtiar
yang telah lalu menyisakan amal ibadah disisi Tuhannya. Itu saja.
14-8-2015
15:06
Tidak ada komentar:
Posting Komentar