Ada yang keliru mengartikan
perjalanan panjang ini?
Perjalanan yang katanya penuh
onak duri, sedikit pengikutnya, dan tak tahu dimana ujungnya.
Melelahkan? Tapi kau tak kan
disebut sedang memperjuangkan apa-apa jika tak lelah, kawan?! Maka
berlelah-lelahlah…hingga hanya ketika kaki sudah menginjakkan surga kau boleh
rehat, dalam keadaan ridha lagi diridhai…….
.
Untuk setiap perjalanan diatas
bumi ini, untuk SATU tujuan ; Allah, maka satu dari sekian banyak orientasi
akhirat yang harus kita baca lagi, lagi, dan lagi dalam Kitabullah adalah ; “Pada
hari ini Kami tutup mulut mereka, tangan mereka akan berkata kepada Kami dan
kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan”
(Yaasiin : 65)
.
Maka wahai sepasang kaki,
bertahanlah, kuatlah, dan bersabarlah. Bisa jadi saat ini kita bersahabat, akrab,
dan melekat. Tapi kelak kau kan berkata jujur terhadap penciptamu. Semua sempurna dalam catatan malaikatNya, sedang
mulut ini terkunci, tak diizinkan untuk melakukan pembelaan. Maka tugasku
hari-hari ini adalah mengajak mu berjalan dalam langkah-langkah yang
diridhaiNya, langkah-langkah majelis ilmu, langkah-langkah yang membuat taat
semakin meningkat dan iman semakin menawan, insyaa allah. Bertahanlah sepasang kaki, meski
tulang tak lagi mampu menopang jasad, kerikil kecil menembus tebalnya alas
kakimu, atau jemari kelu dalam beberapa saat. Bersabarlah……
.
Juga wahai sepasang tangan, kau
juga. Juga akan memberikan kesaksian terhadap diri si pendosa ini. Kerja mu
sebagai mata-mata telah selesai. Adakah aku memasukkan rizki dengan sebelah
kiri, atau memegang yang tak diridhaiNya, atau malah mendatangkan sakit bagi sesama,
sebagai bukti sunnah Nabi tak mampu tertunaikan. Maka maafkan… maafkan…maafkan…
.
Sepasang Kaki dan Tangan,
Bertahanlah, dan bersiap siagalah
Seperti bait Thufail Al-Ghifari
berikut, bahwa tuanmu ini masih percaya,
“Nafas adalah kesempatan
Jiwamu adalah peluru, kawan.
Maka hatimu adalah perisainya”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar