Rasanya ngga mau kehabisan ide untuk
mencari dan menemukan sesuatu yang menginspirasi untuk ditumpahkan kedalam
kata-kata. Tapi saya bukan pujangga, lho ya. Hanya belajar sedikit memperindah
kalimat, agar yang dilisankan juga terbawa-bawa dalam laku kebaikan. Juga untuk
menghindarkan diri dari segala yang tak berguna untuk diucapkan.
Tidak selamanya yang terlihat
kuat itu selalu bertahan dengan kakinya sendiri. Ada kalanya jasadnya sakit,
pertahannya roboh, atau imannya lemah. Maka jadilah kita, sebagai penguat
diantara sesama, sebagai wujud sesama muslim adalah seperti satu batang tubuh.
Tidak selamanya juga yang
terlihat indah itu karena hasil upayanya sendiri. Justru yang paling berharga
adalah ‘apa’ dan ‘siapa’ yang mampu menjadikannya indah. Dan bagi kita, umat
islam, cukuplah IMAN yang akan memancarkan segala keindahan itu, tidak hanya
didunia, ia akan terpancar kelak di Barzah hingga di Mahsyar. Maka jadilah kita
sebagai perantara keindahan itu, tidakpun mampu mengindahkan yang lain, minimal
diri kita sendiri dan anak keturunan kelak, Insyaallah.
Dan dari bunga yang berjatuhan
ini, kita belajar keduanya.
Juga bahwa, dari duri kita
belajar tentang bagaimana cara menjaga segala yang perlu dijaga. Mungkin benar
ia tajam, mungkin benar ia akan menyakiti. Tapi mudah-mudahan, tajamnya ia sama
seperti tajamnya kita dalam memegang prinsip dan aqidah, hingga ia mampu
menjadi tameng juga senjata bagi yang memiliki. Juga jika ia menyakiti, bukan
karena durinya yang terlalu runcing, tapi bisa jadi hati kita yang begitu
lunak, lembek, tak berdaya.
*Semoga Allah kuatkan hati kita
dalam menjaga aqidah islam ini*
Lalu yang indah ini, meski ia
kuat lalu terjatuh, lalu kuat lagi dan terjatuh lagi, tetap saja berupaya memberikan
keindahan bagi semua yang memandang. Tetap berjuang menghadirkan sosok merah
yang memesona, bunga.
Dan aku pun berharap, dari setiap
keimanan yang jatuh bangun ini, lemah dan kuatnya ini, sedikit banyaknya mampu
memberikan kebaikan untuk semua yang mencari dan membutuhkan. Sebab kita tak
bisa paksakan orang lain untuk menerima kebaikan jika hatinya tertutupi oleh segala penyakit
hati.
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci.” (Qs.Muhammad :24)
Selamat Makan Siang (lagi)
PKPU Bukittinggi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar