"Wahai orang-orang yang beriman!Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu-Muhammad:7"

Kamis, 21 Januari 2016

Karena 'Amilin juga adalah Pembelajar

Padang, 15 Januari 2016, Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU Cabang Padang dan Lembaga Zakat Nasional IZI Cabang Provinsi Sumatera Barat telah selesai melakukan Rapat Kerja Cabang 2016. Rakercab yang dipimpin langsung oleh Kepala Cabang IZI Sumatera Barat, bapak Priambodo Ario Pamungkas ini mengawali rapat kerja kali ini dengan menghadirkan Dr.Urwatul Wusqo, Lc, Ma sebagai guru sekaligus penasihat.

Dalam tausiyahnya, Ustadz Wusqo – begitu beliau akrab disapa, menyampaikan tentang pentingnya menunaikan amanah bagi seorang muslim. Beliau mengatakan, bahwa karakter keimanan seseorang adalah apabila ia total dalam menunaikan amanah yang dibebankan dipundaknya. Sehingga dengan begitu, ia akan dipercayai kapan pun dan dimana pun.

Beberapa poin yang perlu kita garisbawahi disini adalah, Pertama, bahwa amanah itu bagian dari keimanan itu sendiri. Dengan begitu, kita akan bisa menilai apabila seseorang tidak menunaikan amanahnya dengan baik, berkhianatlah ia. Sebab Rasulullah.SAW pun sudah mengabarkan dalam sabdanya, bahwa salah satu ciri-ciri seorang munafik adalah apabila ia dipercaya, ia mengkhianatinya.

Kedua, amanah merupakan ajaran para Nabi dan Rasul. Kita tentu tidak lupa, bahwa gelar Muhammad sebelum diangkat menjadi nabi, yang diberikan oleh kaum Quraisy adalah Al-‘Amin, yang dapat dipercaya. Begitu juga nabi-nabi sebelumnya yang amanah terhadap tugas dakwah yang dibebankan allah kepada mereka.

Lalu kaitannya dengan kami, Para ‘Amilin adalah, berupaya semaksimal dan setotal mungkin untuk bisa memenuhi amanah yang dibebankan oleh para donatur dalam mengumpulkan, mengelola, dan mendistribusikan harta yang dititipkan secara merata dan tepat sasaran.

Oleh karena itu, para ‘Amilin dilembaga zakat dan kemanusiaan manapun adalah pribadi-pribadi pembelajar, yang setiap hari dan waktu yang dihabiskan merupakan masa-masa untuk belajar dan menjadi lebih baik. Jika terlupa, khilaf, atau salah adalah pelajaran, agar mampu berbenah menjadi pribadi yang lebih baik untuk diri sendiri, keluarga, dan lembaga. Insya Allah.

Jazaakallah khair untuk Ustadz Wusqo atas tadzkirahnya, semoga menjadi pegangan untuk kami di PKPU dan IZI dalam melangkahkan kaki memenuhi amanah lembaga tahun 2016 kedepan, semoga allah kuatkan pundak-pundak dan kaki kita. Aamiin. (Amel/IZI/Bukittinggi)



Kamis, 07 Januari 2016

Tidak pernah aku temukan sebuah kesulitan yang paling sulit, selain....

Tidak pernah aku temukan sebuah kesulitan yang paling sulit, selain Keistiqomah

Istiqomah itu... berarti menjaga segala aturan dan hukum-hukum Allah, tidak peduli kita saat sendiri atau ramai, susah atau senang, lapang atau sempit,

Istiqomah itu... berarti menjaga rasa cinta dan rindu hanya untuk manusia terbaikNya; Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Istiqomah itu... berarti menjaga sebaik-baiknya motivasi ; Akhirat,

Istiqomah itu... berarti menjaga interaksi dengan Kalamullah, entah itu membaca, mentadabburi, menghafalkan, bahkan meng’amalkannya,

Istiqomah itu... berari menjaga niat didalam hati, menjaga pembuktiannya dalam tindakan,

Istiqomah itu... berarti menjaga hubungan baik dengan hamba Allah dibumi,

Istiqomah itu... berarti menjaga keimanan didalam dada, dan meletakkan dunia ditelapak tangan,

Istiqmomah itu... berarti menjaga akhlak dan adab sebagai muslimah,

Istiqomah itu... berarti menjaga hati dari prasangka buruk terhadap sesama, menjaga lisan dari melukai, dan menjaga tangan dari menyakiti,

Istiqomah itu... berarti menjaga “eksistensi”  bergerak dalam pergerakan jama’ah pilihan,

Istiqomah itu... berarti menjaga “eksistensi” diri dalam melakukan kerja kerja dakwah,

Istiqomah itu... berarti menjaga harta dari yang haram, menjaga waktu dari kesia-siaan, dan menjaga pakaian dari yang berlebihan,

Dan banyak lagi…..

Maka jatuh bangun mu dalam menjaga keistiqomahan, semoga Allah ganjar dengan sebaik-baiknya ganjaran.

Tidak pernah! Sungguh tidak pernah aku temukan kesulitan yang lebih sulit dari “Keistiqomahan”. 

Ntah itu karena godaan dunia yang berseliweran didepan mata, atau pelemahan terhadap amalan yaumi yang membuat pertahanan mengendor, atau memang motivasi kita yang mulai memudar.

Tapi Ukhti, sungguh, aku ingin menyampaikan, sejauh apapun ketidak-bertahanan mu dalam istiqomah, kembalilah. Ketika dunia; harta, kecantikan, pangkat, jabatan, kedudukan, dan materi merayumu, hingga terasa sempit oleh mu melakukan amalan amalan kebajikan, atau mulai terasa aura ketamakan terhadap apa yang ada ditangan manusia, atau bahkan pandangan manusia lebih kau dahulukan daripada pandangan Allah, kembalilah. Resapi lagi dalam-dalam kalimat “ih’dinashshirootalmustaqiim” yang kau gumamkan dalam sholatmu, lalu didalam sujudmu, saat wajah hina penuh dosa menghadap penciptanya, mintalah agar Ia karuniakan petunjuk jalan orang-orang yang beriman, orang-orang yang telah Allah berikan terlebih dahulu petunjuk jalan keselamatan; Para Nabi, Shiddiqin, Syuhada’, dan Sholihin.
Sebab mereka, pastilah orang-orang dengan keitiqomahan terbaik yang pernah ada dalam sejarah ummat ini. PASTI!

Salam untuk mereka, Para Nabi Allah dan hamba-hambaNya yang Sholih