"Wahai orang-orang yang beriman!Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu-Muhammad:7"

Senin, 27 April 2015

Al-Hudhaibi

Tidak selamanya kepemimpinan mampu mengendalikan pemahaman bawahannya. Juga, tidak selamanya strategi-strategi yang “strategis”-menurut sang pemimpin, mampu diterima oleh akal sehat bawahannya terlepas apakah kurang terterimanya maksud atau kebiasaan pimpinan yang sebelumnya terwarisi dengan baik. 

Maka inilah posisi Al-Hudhaibi (1951). Pengganti Mursyid Am Ikhwanul Muslimin I. Karena setelah tertembaknya Hasan Al-Banna dg peluru yang terlupakan dan

pemakaman yang tak diizinkan untuk diselenggarakan oleh rezim yang berkuasa, disaat itu pula Al-Hudhaibi mengambil langkah dan kebijakan yang bertolak belakang. Ia dekat dan mendekat dengan pemerintahan, bersahabat dengan Raja Faruk yang sebelumnya tak pernah dilakukan oleh Mursyid I. Asing. Tak biasa.

Tapi itulah pemimpin. Hingga pada akhirnya, yang awalnya bertentangan dengan strategi yang diambil Al-Hudhaibi pun juga berpeluk mesra, berjabat tangan dua tahun sebelum ia menutup mata. Tidak ada maksud lain dr sang Mursyid II selain untuk memberikan perwajahan Ikhwanul Muslimin yang bersahabat. Anggap saja, ketika dahulu Al-Hudhaibi tak mengambil peran dalam “penjajakan” terhadap Raja Faruq, bisa saja hari ini Ikhwanul Muslimin tidak berupa Parpol berkuasa, meski juga hari-hari mereka terakhir sedang diuji. Semoga Allah kuatkan.

Maka engkau, wahai pemimpin. Setidaknya pemimpin untuk dirimu sendiri, bersabarlah dalam ketaatan, seperti sabarnya Al-Hudhaibi meski dalam tahanan-dengan segala perih dan sakitnya siksaan, tak goyahkan prinsip dan keimanannya.

Bergeraklah dengan gayamu. Namun tetap dalam batas koridor tujuan dan cara yang dipahami barisanmu, seperti ‘gayanya’ Al-Hudhaibi , terhadap amanah yang ia tak pernah ajukan diri.

Serta jadikan ukhuwah sebagai kekuatan langkah-langkahmu, seperti yang dijalin Hudhaibi terhadap para ikhwan.

Ini bukan tulisan tanda pengkultusan. Sebab tak ada yang gantikan status Nabi kami, Muhammad.SAW disegala sendi kehidupan. Hanya spenggal kisah, dengan hikmah yang mestinya terpahami dengan seksama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar