"Wahai orang-orang yang beriman!Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu-Muhammad:7"

Jumat, 24 April 2015

Mata Air

Sebaik-baiknya teladan adalah orang-orang sholeh~

Pagi tadi terdengar sayup-asyup tausiyah dari Ustadzah Okki Setiana Dewi, menceritakan tentang salah satu kisah generasi terbaik ummat ini, Ka’ab bin Malik, maka apa yang aku lakukan saat ini, hanya mengulas kembali dengan sedikit banyaknya yg kurang, semoga mampu terambil hikmah dari teladan yang satu ini.
Dikisahkan, saat perang Tabuk yang ia tak mengikutsertakan diri padanya. Ia merasa cukup dg apa yg dimilikinya; tempat tinggal, kendaraan, kebun yang pd saat itu ia sedang memanen kurmanya. Innalillah, ini ujian, sungguh. Sebab kita tak begitu yakin jika berada diposisinya untuk melakukan hal yang tak serupa.
.
Perang Tabuk usai. Ia berdebar, “apa yang harus aku katakan dihadapan Rasulullah?”. Dengan kejujuran yang ia ungkapkan, bahwa ia tak ikut berperang karena alasan yang tak syar’I, maka Rasul dan para sahabat menghukumnya, mendiamkannya, tak menghiraukannya selama 50 hari berturut-turut.
.
Ia nelangsa. Sedih, dan bertanya-tanya. Kepada saudaranya ia ungkapkan kegelisahan,
“Wahai Abu Qatadah,kenapa kau mendiamkanku? Sesungguhnya aku adalah orang yg mencintai Allah dan RasulNya”
Lalu Abu Qatadah, statemennya begitu menggetarkan, membuat Ka’ab terisak dalam tangis, katanya
"Sesungguhnya Allah LEBIH TAHU siapa yang benar-benar mencintai Dia dan RasulNya”
Terlepas setelah itu Ka’ab juga akan kembali bersama kaum muslimin setelah hukumannya selesai, tapi jawaban Abu Qatadah cukup membuat kita bertanya-tanya terhadap diri sendiri , bahwa ; ketika CINTA mampu kita lisankan secara lugas, adakah hati dan laku mampu menjadi perantara yang menegaskan cinta itu? Atau hanya perasaan kita saja yg menduga-duga?
Padahal Ka’ab menangis, ba’da ikrar cinta yang tegaskan, betapa Abu Qatadah mampu mematahkan, “Sesungguhnya Allah LEBIH TAHU siapa yang benar-benar mencintai Dia dan RasulNya”

Sekian.
Salam sepenuh cinta untuk para teladan terbaik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar