"Wahai orang-orang yang beriman!Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu-Muhammad:7"

Jumat, 16 Oktober 2015

Salah apa 'Atiq?

Salah apa 'Atiq?

Dia yang tetap teguh dengan kehanifan jiwanya, tak ikut-ikutan dengan penyembahan berhala, malaikat, jin, dan rasi bintang dikalangan masyarakat saat itu. 

Agama Ibrahim telah tergantikan...
Mereka yang hatinya jujur bertanya-tanya tentang sepeninggalnya, siapa Nabi berikutnya, kapan masanya, dan dimana ia?

Adalah Qus bin Sa'idah Al Iyyadi, Zaid bin 'Amr bin Nufeil, dan Warakah bin Naufal yang hatinya tali temali dengan agama Nabi Ibrahim yang hanif. Dari mulutnya keluar kalimat-kalimat tauhid, mendendangkan Nabi yang akan datang. yang dengannya akan menghancurkan segala berhala. Maka kepada merekalah 'Atiq sering berkunjung, mendengarkan segala yang disampaikan, bahkan menghapal segala sya'ir yang didendangkan, guna mengambil hikmah, petunjuk, dan bimbingan.

'Atiq tak merasa yakin dengan penyembahan berhala, ia tak habis berpikir, manusia yang dapat melihat, mendengar, berbipikir kemudian tiba-tiba sujud dan tersungkur kepada deretan batu-batuan yang tak dapat mendengar, melihat, apalagi mengetahui yang benar.
Ia begitu menderita, kerinduan akan hadirnya sosok yang mengetahui kebenaran ini membawanya kepada orang-orang yang memiliki pengetahuan tentang Kitab Suci, yakni mereka yang masih hidup dalam sisa sisa aqidah yang hampir musnah.

Lalu salah apa 'Atiq?
Saat tanda nubuwah itu hadir, dengan tersebarnya berita bahwa salah seorang manusia mengaku Nabi, ia hanya berkata , "Jika demikian, benarlah ia!"
Saat 'Atiq menemukan manusia mulia itu dirumahnya, bukan untuk membuktian kebenarannya, sebab ia sudah yakin akan kejadiannya, ia..hanya perlu mendengar lebih jelas dari Muhammad secara langsung. Maka setelah itu, ia pun menjabat tangan Rasulullah dan bersyahadat, tanpa tanya tanpa ini itu. Keimanan ini, bukan sembarang keimanan. Ia mendapatkannya dari susah payah dan usaha yang besar, demikian pula ia beriman dari hasil berfikirnya, bukan sensitifitas perasaan, melainkan kecerdasan.

Salah apa 'Atiq?
Saat hanya dia yang membenarkan tentang perjalanan Isra' Mi'raj Rasulullah, perjalanan semalaman dari Mekah ke Baitul Maqdis di Siria, kemudian ia berujar ,"Saya akan mempercayainya walaupun lebih dari itu. Saya mempercayainya mengenai berita langit yang diterimanya, baik diwaktu pergi maupun ketika kembali"

Saat hanya 'Atiq yang menemani Rasulullah dalam proses hijrah ke Madinah, lalu dalam ketakutannya Rasulullah menenangkan dengan kalimat, "Wahai Abu Bakar, jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita!"

Lalu saat perang Badar, ketika pasukan muslimin terancam kalah, maka Rasulullah berdo'a dengan menengadah kelangit. Suaranya menjadi serak, permohonannya bertubi-tubi hingga kainnya jatuh dari bahunya. Lalu 'Atiq datang menghampirinya dengan tenang, kemudian diambilnya kain Rasulullah dan ditaruhnya kembali ditempat semula. Ia berkata
"Wahai rasulullah, cukuplah kiranya anda memohon kepada Allah. Karena sungguh! pastilah Ia akan memenuhi apa yang telah dijanjikanNya kepada anda"

Atau bahkan, saat manusia mulia itu wafat, justru ia yang terdepan dalam menenangkan Umar dan kaum muslimin lainnya dengan mengatakan ,"Hai kaum muslimin! Barang siapa yang menyembah Muhammad, maka Muhammad telah wafat. Dan barang siapa yang menyembah Allah, maka Allah tetap hidup dan takkan mati", lalu ia membacakan surat Ali-Imran : 144

Lalu dimana salah 'Atiq, saat sebahagian mereka mengecam penuh bahwa kekhalifahan pertama tak layak dipegangnya, saat tak ada yang meyakini Rasulullah ditengah kaumnya, justru ia gagah dengan kalimatnya, "Jika ia yang mengatakan, maka benarlah ia", atau saat Allah tetapkan ia sebagai teman seperjalanan saat hijrah? Adakah yang lebih istimewa dibanding berlama-lama bersama yang ma'shum?

Atau saat ulama Syi'ah mengatakan bahwa Abu Bakar dan Umar tidak pernah beriman kepada Rasulullah, dan mengatakan bahwa Abu Bakar telah berbuat syirik dengan memakai kalung berhala saat shalat dibelakang Nabi dan bersujud untuknya. Atau berbagai tuduhan lainnya bisa dilihat di : http://abiubaidah.com/syiah-menghujat-sahabat-nabi.html/

'Atiq adalah Abu Bakar Shiddiq (yang teramat percaya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar