"Wahai orang-orang yang beriman!Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu-Muhammad:7"

Jumat, 29 Mei 2015

Jalan yang Lurus

JALAN MASIH PANJANG
Ternyata tidak hanya panjang, tapi jalan yang lurus juga banyak ujiannya, banyak rintangannya.

Jika dalam sehari semalam minimal lima kali kita memohon agar ditunjukkan jalan yang lurus, tapi nyata-nyatanya angka itu adalah sebagai sarana untuk menyadarkan sekaligus mengingatkan bahwa hidup tak melulu yang mulus mulus saja, bahwa perjuangan tak melulu yang mudah mudah saja, juga bahwa semua ujian tak hanya yang ringan ringan saja.

Lalu dimana bengkoknya? Dimana patahnya?

Sebab diri sendiri menjadi ujian adalah peluang besar,
Sebab Idealisme sendiri menjadi “pembunuh berdarah dingin” juga punya kesempatan,
Atau terjebak dengan sanguinisnya dirimu juga mampu merobohkan pertahanan…
=====================================================================================
Ihdinashshiraatal mus’taqiim – Tunjukilah kami jalan yang lurus
Shiraatalladzii naan’am ta’alaihim – Yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri ni’mat kepadanya…

Lalu Allah rincikan dalam Surah ke 4 ,An-Nisa ayat ke 69, bahwa Jalan orang-orang yang Dia beri nikmat adalah mereka Para Nabi, Pecinta Kebenaran, Syuhada, dan mereka yang sholeh~
=====================================================================================
Balik ke Topik,
Mengambil kesempatan dan masa terbaik dimasa lalu adalah kearifan,
Menjadikannya sebagai pembelajaran dimasa sekarang adalah kebijaksanaan,
Dan menjadikannya salah satu rancangan dimasa yang akan datang adalah kedewasaan.
.
Lalu dulu kita ingat tentang perjalanan awal-awal kebaikan itu mulai tertananm,
Kita ingat saat dulu setiap ta’limat adalah prioritas dalam ketaatan,
Atau keterlambatan dalam kajian pekanan adalah kezhaliman,
Serta duduk paling belakang dalam tasqif adalah kepayahan.
Dulu juga amanah adalah pertanggungjawaban
Hukuman oleh Dewan Syura adalah keinsyafan
Serta daurah-daurah dari mas’ul dan mas’ullah adalah kebahagiaan
.
Semua adalah kebaikan, Alhamdulillah…
.
Hanya sedang rindu akan kebaikannya yang coba untuk dimunculkan kembali, seperti saat saat Daurah Siyasi, yang kita paham sekali arti “berbaur tapi tak melebur, mewarnai tapi tak terwarnai”. Tapi ya gitu. Seolah-olah naluri bertolak belakang dengan sanguinisnya pribadi, hingga paham semboyan itu tak mampu lagi menjadi tameng pertahanan diri.
Lalu kelemahan ini hanya bersolusikan satu dari Murabbi, “Evaluasi Ulang setiap kuantitas dan kualitas amalan yaumi, sebab yang bisa melakukan filter antunna ya diri antunna sendiri”
Semoga Allah terus bimbing kita, terus jaga kita, terus tuntun kita ke jalanNya yang lurus, Jalan para Nabi dan Rasul, Jalan Para Pecinta Kebenaran, Jalan Pejuang Syuhada, dan  Jalan hamba hambNya yang Sholeh. Aamiin

Sekian,

Dari aku yang nalurinya sering terjebak oleh pribadinya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar