"Wahai orang-orang yang beriman!Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu-Muhammad:7"

Selasa, 22 September 2015

Kita HEBAT

Dari setiap tulisan-tulisan lepas ini, saya tidak pernah tahu tulisan mana yang Allah nilai sebagai kebaikan. Saya tidak pernah tahu tulisan mana yang mendatangkan kebaikan untuk orang-orang disekitar. Saya juga tidak pernah tahu pada huruf yang mana jari ini menjadi persaksian. 

Atau jangan-jangan, semua adalah bentuk kebohongan, atas yang ditulis tiada jasad mengamali. Jangan-jangan semua adalah kebodohan dari ilmu yang tak seberapa ini. Jangan-jangan juga, semua adalah kesia-sia-aan saat kelak Allah sama sekali tak melirik ada kebaikan sedikitpun disini. Innalillah, Yaa Rabbi Izzati....Alangkah meruginya diri ini jika ini yang akan dihadapi.

Namun demikian, 
Menulis bukan menjadi pembenaran tentang Allah tak melarang amalan yang ditampakkan.
Menulis juga bukan mendikte kalian, menggurui siapapun, atau menyidir setiap pribadi.
Menulis hanya pelampiasan, dari sulitnya nahi mungkar daripada ber'amar ma'ruf.
Menulis, membuat saya lebih hidup dengan ekspresi apapun, kapan pun, dan dimanapun.
Menulis, juga menjadi perantara dari apa-apa yang tidak bisa saya lisankan, meski kelemahan tulisan adalah multitafsir.
Tapi.... jika ada yang baik, ambil saja. Toh hikmah itu berserakan, dan mudah-mudahan salah satu, dua, atau tiga dari yang terserak itu Dia titipkan disini:)


Mungkin benar, dalam sebuah postingan yang berhubungan dengan kita para pengguna media sosial,
Bahwa tak jarang setiap harapan dan doa kita hastag-kan, lalu berharap-harap ada yang mengaamiinkan dengan komentar dan apapun,
Pahalanya dicari melalui like postingan, hingga kita sedih, murung, bermuram durja jika yang like sedikit, tak banyak peminat
Atau amalan dibuktikan dengan selfie, sebelum dan sesudah sholat selfie, buka puasa selfie, apa-apa selfie

Lalu bagaimana dengaan IKHLAS-mu? :'(   
Nanya sama diri sendiri, yang terkadang juga merasakan seperti apa-apa yang ditulis sendiri :(

Tapi kebaikan, hakikatnya memang bukan untuk disembunyikan, melainkan ditebarkan. Kebaikan untuk semua orang, bukan kesendirian. Kebaikan juga bukan untuk golongan melainkan semua lapisan. Maka solusinya bukan menutup seluruh akun sosialmu, berhenti menuliskan karyamu, tak lagi mengajak pada kebaikan, atau tak bersedia menjadi pengingat untuk diri sendiri. Tetapi memperbaiki diri dan isi tulisan, sembari juga terus belajar menjadi baik dalam segala hal, lalu berupaya sedikit-sedikit mengamalkan apa yang disampaikan. Mudah-mudahan Allah lihat proses kita, ya Ukh:)

Lantas bagi saya, yang ilmu dan pahamnya sedikit ini menarik sebuah kesimpulan,

Menjadi hebat bukan saat berapa banyak mata dan jempol tertuju. Bukan juga berapa banyak yang bertepuk tangan atas kehebatanmu. Tapi hebat, adalah saat kau mampu menginspirasi dirimu dan sekitarmu, hebat saat kau mampu mengingatkan dan menerima kebaikan dari siapapun dan kepada siapapun, serta hebat adalah berbahagia saat yang lain juga menjadi baik bersamamu

Kita, HEBAT 'kan?






4 komentar:

  1. Tiap tulisan kak amel pasti meninggalkan bekas bagi pembaca. termasuk dika. hhe. yg jadi pembaca setia blog kak amel ini.
    meski komennya baru kali ini.
    T.O.P begete deh pokok e.
    Tips n triknya dong kk, biar gampang menuangkan rangkaian kata2 itu. hohoo

    BalasHapus
  2. Segala puji bagi Allah, ka... Allah aja yang tahu segalaaib-aib kita yang tertutup rapi oleh rangkaian tulisan yang bisa jadi meninggalkan bekas atau tidak, tapi semoga keduanya tentang kebaikan:')

    Dika semangatjuga, ya?! :)
    KK jg beberapa kali baca tulisan dika distatus di fb, bagus kok. Kalimatnya sudah mulai tersusun rapi, Pas. Lanjutkan aja, ka... Kalau tips khusus ngga ada ka, kk belum jd penulis yang baik. Cuma kalau kk kehilangan ide, kk baca buku. Karena apa-apa yang ditulis sebenarnya penyampaian ulang dari buku yang kk baca, meski belom banyak sih, hehe.....

    Banyak baca aja, ka... sama. Kalau kakak secara pribadi, menghindari menulis dengan kata dan kalimat yang sulit dipahami, ngga papa ringan, bahkan tulisan kk informal, tapi yg penting pesannya nyampe, mudah2an :')

    BalasHapus
  3. Wakawakawaka
    Ka ndk ada muyul d situ sebenarnya kk. Ya jadinya gt, nulis 1/2 paragraf udh mentok.
    Tp insya Allah masih belajar. Semoga Allah mampukan. Aamiin. Bntu doa y kk.

    Tapi tulisan kk bener lo, beda. Alirannya sm seperti ust salim a.fillah
    Hhe. Mntap kk. Lanjutkan.

    BalasHapus
  4. Aliran, mahzab kali ka pake aliran. Nah, beberapa rujukan memang dari buku beliau. Fans berat sih soalnya, jd kalimatnya pun secara sengaja atau engga kebawa-bawa...

    :D

    BalasHapus