"Wahai orang-orang yang beriman!Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu-Muhammad:7"

Sabtu, 19 September 2015

Muhajirin & Anshar, juga Badui

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam mengatakan dua ciri runtuhnya kekuatan, salah satunya adalah "banyak tanya dan mengada-ada dalam bertanya".

Sebaik-baiknya kaum yang pernah ada pada sebaik-baiknya zaman dengan sebaik-baiknya pemimpin ini paham, bahwa larangan terhadap banyak tanya dan mengada-ada dalam bertanya tidak akan berujung pada sebuah kebaikan. Justru sebaliknya, menjadi pembahasan yang tidak ada habisnya. Mereka juga paham atas dasar alasan yang Rasulullah khawatirkan jika sikap ini dipelihara.
Maka jadilah mereka tak bertanya apapun, sekalipun mereka menginginkan dengan sangat untuk bertanya. Mereka menahan-nahan penasaran bersebab "kenapa" atas segala yang diperintahkan. Pun jika nanti akan ada 'kebingungan' dalam sebuah firman yang diturunkan, Allah.SWT yang akan menjelaskan dengan firman berikutnya melalui Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. 
Masyaallah.
Shadaqallahu wa Shadaqarasulullah..

Tapi untuk suku Badui, Rasul beri kelonggaran. Mereka boleh bertanya perihal segala yang ingin ditanyakan. Karena statusnya di Madinah sebagai pendatang yang tak lebih dari 1 tahun, juga tidak selalu membersamai Rasulullah, maka ia nya boleh mengajukan pertanyaan. 
Hingga suatu hari, para Muhajirin dan Anshar berbahagia sekali ketika salah satu suku Badui ini datang dan bertanya:")

Ini kisah, untuk bisa diambil pelajarannya. Salah satu akhlak terbaik yang dicontohkan oleh kaum Anshar dan Muhajirin adalah Sami'na wa Atho'na, Kami Dengar dan Kami Ta'at. Ketika segala yang diperintah-larang-kan datang dari Allah dan RasulNya, maka tak ada sedikit pun celah untuk berTAPI. Semua dikerjakan. Semua ditegakkan. Sebab mereka yakin, bahwa perintah yang dititahkan dan larangan yang dikekang PASTI mendatangkan kebaikan kebaikan yang banyak.Meski, dalam Al-Wafi ini hukum bertanya bisa menjadi Sunnah perihal agama, tapi seperti apa yang diteladankan, maka begitulah kita seyogyanya. 

#Semoga kita mampu menjadi penerus generi shalih yang Allah titipkan teladan padanya, Aamiin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar